Selasa, 15 Juli 2014
Kurikulum 2013 Menjadikan Peserta Didik Berkarakter Mulia
Dewasa ini bukan sebuah hal
yang baru ketika pergantian menteri selalu diiringi dengan pergantian kebijakan yang lain, begitu halnya dengan
masalah kependidikan. Disini kita berfikir positif, bahwasanya hal tersebut
berguna untuk membenahi sistem pendidikan di indonesia menjadi lebih baik. Penerapan
kurikulum yang tidak konsisten dan tidak mencapai 10 tahun menjadikan anak
didik beserta guru terombang ambing dengan segala aturan yang ada. Faktanya, semakin
hari negara kita semakin tua , dan pendidikan
di indonesia semakin merosot. Ini tercermin dari sikap dan tingkah laku
generasi penerus bangsa. Ini dapat dilihat ketika banyak para remaja talah
melampaui batas pergaulan, mengkonsumsi narkoba, miras dan bahkan pemerkosaan
yang dilakukan oleh anak – anak remaja. Entah hal apa yang menyebabkan semuwa
itu terjadi, sistem pendidikan yang salah atau karena sebab yang lainnya. Yang
mendasari hal tersebut, maka menteri pendidikan beserta jajarannya serta
persetujuan dri banyak pihak, meskipun banyak pro dan kontra, namun kurikulum 2013 tetap diterapkan, hal ini
dirasa kurikulum 2013 mampu menjadikan generasi penerus menjadi lebih baik.
Kurikulum 2013
menerapkan pendidikan yang tidak hanya memfokuskan terhadap pengetahuan semata,
melainkan menerapkan juga pendidikan karakter dan pembenahan sikap yang
terdapat pada tiap mata pelajaran. Ibarat pepatah mengatakan “ berenang
sambil minum air”, dalam hal itu selain siswa mendapat pengetahuan mereka secara langsung membentuk karakter priadi yang
diharapkan indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Hal tersebut didukung dengan upaya
penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak
generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun
untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.Titik beratnya, bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek
yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013
menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Sehingga mereka dapat
melihat kenyataan langsung dilapangan, bukan haya berimajinasi.
Melalui pendekatan
itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai
persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Semua tujuan
tersebut dapat tercapai, jika kurikulum 2013 benar- benar diterapkan dalam
pembelajarannya, namun jika hanya sekedar pergantiaan nama dari KTSP menjadi
Kurikulum 2013, maka hal tersebut hanya sebuah perbincangan saja dan merugikan
banyak pihak. Dan sangat disayangkan jika saat pergantian menteri pendidikan
tahun 2014, maka akan muncul kurikulum yang baru yang dijadikan bukti kinerja
para atasan. Semoga itu hanya ilusi penulis disiang bolong.
Harga buku
kurikulum 2013 yang terjangkau turut serta mendorong dalam pelaksanaan dan
penerapan kurikulum 2013, sehingga kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik.
Namun apakah buku - buku tersebut telah terdistribusi ke berbagai sekolah di
Indonesia atau hanya berpusat pada daerah kota semata?dan apakah semua guru
telah menjalani penataran kurikulum 2013? Jika hal tersebut berbalik dari apa
yang diharapkan. Maka apa yang diharapkanpun tidak akan terwujud.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar